Sabtu, 12 Maret 2011
Masjid Nabawi, Landmark Kota Madinah
Kubah Hijau, atau lebih terkenal di dunia Barat dengan sebutan The Green Dome,
menjadi simbol Masjid Nabawi.
Berkunjung ke Makkah belum afdhal rasanya bila tidak menziarahi dan shalat di Masjid Nabawi.
Penamaan masjid megah yang berada di kota Madinah Al-Munawwarah itu dinisbatkan langsung kepada Baginda Nabi, lantaran beliau selalu menyebutnya dengan kata “masjidku” pada masjid yang didirikan di atas lahan seluas 1.050 m oleh Baginda Nabi bersama para sahabat setelah hijrah dari Makkah ke Madinah pada Rabi'ul Awal tahun pertama Hijjriyyah (September 662 M). Baginda Nabi-lah arsiteknya.
Awalnya, bangunan yang didirikan di atas lahan yang dibebaskan dari dua orang anak yatim bernama Shal dan Suhail itu belumlah semegah dan seluas seperti sekarang ini. Hanya terdiri dari bangunan sederhana dengan material seadannya. Tiang dan atapnya terbuat dari batang kurma. Sedangkan penerangannya dari pelepah kurma yang dibakar.
Seiring berjalannya waktu, jama’ah yang mengunjungi Masjid Nabawi kian bertambah. Maka dilakukanlah upaya perluasan oleh para pengusa Kota Suci. Untuk kali pertama perluasan dan pemugaran dilakukan oleh Raja Abdul Aziz.
Kemudian pada masa pemerintahan Raja Fahd bin Abdul Aziz, masjid itu kembali direnovasi hingga berubah total dari bangunan semula, menjadi semakin indah dan megah, dengan menghabiskan biaya sekitar 7 miliar dolar AS (Rp.7.000.000.000.000,-). Konon, pada masa itu Masjid Nabawi adalah satu-satunya masjid termegah di dunia.
Renovasi masjid itu dilengkapi dengan membangun 10 menara dan 27 kubah dengan paduan warna yang sangat cantik, memantulkan cahaya bagaikan zamrut di gurun pasir.
Dengan kecanggihan teknologi, kubah itu di-setting agar bisa bergerak membuka-menutup secara otomatis untuk mengatur sirkulasi udara alami, sehingga dapat menyejukkan udara di dalam masjid.
Salah satu kubah yang sangat populer adalah Kubah Hijau. Di bawah kubah itulah terdapat makam Baginda Nabi Muhammad SAW dan dua sahabat beliau, yaitu Sayyidina Abu Bakar Siddiq dan Sayyidina Umar bin Khatab. Area itu biasa disebut Raudhauh.
Kubah Hijau, atau lebih terkenal di dunia Barat dengan sebutan The Green Dome, yang dibangun pada pemerintahan Sultan Mahmud pada tahun 1233, menjadi simbol Masjid Nabawi.
Pintu masuk juga diperbanyak hingga mencapai tujuh pintu utama. Untuk mempercantik, setiap pintu dihiasi kaligrafi berbahan emas.
Sebanyak 674 lampu kristal berlapis emas, yang dipesan dari Italia, produsen kristal terkenal di Eropa, menyinari ruangan Masjid Nabawi dengan begitu sempurna, tanpa membiaskan pandangan.
Sementara di bagian tengah Masjid Nabawi ada dua ruang terbuka yang terdapat enam buah payung besar artistik.
Payung pelindung dari terik matahari itu dapat dibuka dan ditutup secara otomatis seperti halnya ke-27 kubah yang ada. Pada batang payung itu juga dipasang AC sehingga bisa megeluarkan hawa sejuk.
Kini masjid yang telah mengalami berkali-kali renovasi itu tampak begitu megah dan indah. Luasnya pun sangat menakjubkan, sekitar 298.000 m2. Masjid itu berdiri tegak menghadap selatan, arah kiblat. Dengan area yang begitu luas, lantai dasar Masjid Nabawi mampu menampung 257.000 jama’ah. Sedang lantai atas, yang luasnya 67.000 m2, dapat menampung 90.000 jama’ah. Jika disatukan dengan halamannya, Masjid Nabawi normalnya dapat menampung 650.000 jama’ah. Tapi pada musim haji dan bulan Ramadhan, lebih dari satu juta jama’ah.
Maka tidak mengherankan jika Masjid Nabawi menjadi landmark kota Madinah Al-Munawwarah.
Selain memiliki kelebihan fisik, Masjid Nabawi, masjid kedua umat Islam setelah Majidil Haram di Makkah, mendapatkan jaminan keutamaan yang luar biasa dari Baginda Nabi. “Shalat di masjidku lebih utama dari 1.000 shalat di tempat lainnya, kecuali Masjidil Haram.” (Muttafaq Alaih).
Itulah sebabnya, jika musim haji tiba, selain ke Masjidil Haram, umat Islam juga berbondong-bondong mengunjungi masjid yang terletak di pusat kota Madinah Al-Munawwarah itu. SEL
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar