Sedarlah, Wahai orang yang tertipu! Mengapa kamu masih riang bermain, terlena dengan angan-angan. Padahal ajal di depan matamu! Bukankah kamu mengetahui bahwa ambisi manusia adalah lautan luas tak bertepi. Bahteranya adalah dunia. Maka berhati-hatilah jangan sampai karam! Yakinlah! Bahwa kematian pasti menjengukmu bersama segala kepahitannya. Ingatlah detik-detik itu, ketika kamu memberikan wasiat, sedangkan anak-anak yang bakal menjadi yatim Dan ibunya yang akan kehilangan suami tercinta menangis pilu berlinang air mata. Ia tenggelam dalam lautan kesedihan, seraya memukul-mukul wajahnya. Disaksikan para lelaki, padahal sebelumnya ia adalah mutiara yang tersimpan rapi. Kemudian setelah itu, dibawalah kain kafan kepadamu. Akhirnya! Diiringi isak tangis dan derai air mata, Jasadmu dikebumikan .
[Dipetik dari: Bimbingan Praktis Penyelenggaraan Jenazah, Abdur Rahman bin Abdullah Al Ghaits. Penerjemah: Abu Ihsan Al-Maidani Al-Atsari. Penerbit: At-Tibyan, Solo. Cet.Pertama, September 2000, hal.57]
Dunia pesantren
Tidak ada komentar:
Posting Komentar